Title : OnKey is Real . . .? (Sekuel The Plane)
Author : d i a
Cast : SHINee dan orang-orang yang terlibat di
dalamnya
Genre : Akan terlihat seiring berjalannya waktu.
Wordcount : 2.901 words
Length : One shoot
Rate : Semua umur
Disclaim : SHINee bukan punya saya, tapi
punya DIA, orang tua mereka juga SHAWOL. Tapi mereka tertata rapi di sudut hati
saya yang terdalam.
Warning : Kisah ini lanjutan dari The
Plane, yang sudah baca The Plane semoga mengerti akan kisah ini. Kisah yang tak
berujung juga tak berakhir (oke. Ngibul banget!) Selamat membacalah ya.. This
story absurd? It’s okay.. :)
***
Menginjakkan kaki di negara yang
sebelumnya tak pernah kita kunjungi itu terasa membingungkan. Tak tahu arah
mana yang harus ditelurusi, hanya memiliki sebuah catatan berisi alamat. Tanpa
tahu harus ke tempat yang dituju menggunakan apa.
Pesawat yang baru saja aku
tumpangi mendarat dengan selamat dibandara internasional Incheon. Aku merasa senang, akhirnya aku berkesempatan ke tempat
ini. Tapi kini, rasa senangku hanya bisa aku hapus untuk sesaat. Karena aku tak
tahu setelah ini aku harus kemana. Dan hari, masih terlalu pagi.
“Ada yang
menjemputmu?” Tanya seseorang padaku, membuyarkan segala lamunanku.
Aku hanya membalasnya dengan
senyum yang terlihat aneh, mungkin. Ia memegang pucuk kepalaku sesaat. Kemudian
ia berdiri mengambil tasnya yang tadi ditaruh dibagasi.
“Hei.. Apa ada yang menjemputmu?”
Pertanyaan yang sama, seperti yang diucapkan oleh lelaki bermata sipit tersebut.
Sekilas aku menatap lelaki bermata
sipit itu, ia tersenyum padaku dan mengacak rambut lelaki yang mengajukan
pertanyaan yang sama padaku. Lelaki itu tak merespon tingkah laku lelaki mata
sipit itu.
Ia masih
menatapku. “Mengapa kau tak menjawab pertanyaanku?”
“A..aku.. tak tahu. Sesungguhnya
aku hanya memiliki alamat rumah Omma-ku. Aku tak memiliki no.telpnya. Keluargaku
sudah lama lost contact dengan
keluarga yang berada disini.” Ucapku datar.
Sesungguhnya aku bingung harus
kemana, tempat tujuan yang aku tahu hanyalah alamat rumah Omma. Yang akupun tak
tahu letaknya dimana.
“Apa kau tahu
alamat ini di daerah mana?” Tanyaku pada kedua lelaki ini.
Mereka membaca tulisan alphabet
dalam secarik kertas yang aku berikan. Lelaki dengan sudut mata yang tajam,
menepuk tangannya. Seolah ia mendapat secercah ide.
“Ah! Apgujeong.. Itu tidak terlalu jauh
dengan dorm kami.”
“Heh?
Begitukah?”
“Kau..
ikutlah dengan kami.” Lelaki bermata sipit itu tersenyum manis padaku.
“Hyung.. ayo kita turun.” Lelaki cantik dan juga imut memegang pundak
lelaki yang juga cantik, yang tadi duduk disebelah lelaki bermata sipit itu.
“Kau duluan
saja. Aku mau berjalannya.” Ucapnya seraya menunjuk kearahku.
“Arasso. Kau mau bersama saudaramu ya, hyung."
“Of course.”
“Hai, Gwiboon
noona.” Ia tersenyum ramah padaku.
“Hai, Taemin-ssi.” Ucapku ragu.
Aku dan juga mereka segera turun
dari pesawat dan menuju mobil yang sudah menjemput sedari tadi. Rasanya aku
ingin menjauh dari mereka, aku masih tak percaya dengan semua ini.
Aku mencoba melangkah menjauh, saat
aku melihat banyak orang-orang membawa spanduk, menuliskan nama mereka dengan
huruf hangul dan juga nama yang lain.
Yang bersamaku di pesawat tadi.
Namun, sebuah tangan yang kecil
dan imut menarik lenganku. “Kau jangan kemana-mana, Noona. Tetaplah bersama kami.” Ucapnya sambil melirik tajam
kearahku.
“Tapi..” Sial! Mata itu seolah
mengintimidasiku. Aku benar-benar tak tahu harus berkata apa. Mata bak mata
kucing itu terlalu tajam.
Ia tak mengindahkan perkataanku.
Malah menyuruhku untuk berjalan disampingnya. Aku hanya bisa menuruti apa yang
ia suruh. Karena tanpa mereka, aku tak tahu harus menuju kemana.
Saat melewati puluhan orang itu,
mereka mulai meneriaki nama orang-orang yang berjalan denganku ini. Mulai
memotret, merekam, dan mengangkat spanduk itu tinggi-tinggi.
Mungkin jika aku tak berjalan
bersama mereka dan ada di Indonesia. Aku akan melakukan hal konyol seperti ini,
mungkin.
Mereka tak peduli padaku, tentu
saja. Aku bukanlah siapa-siapa seperti mereka. Mungkin mereka melihatku seperti
bagian yang ada di belakang mereka. Staff
SM Ent.
“Onew!
Key! Kyuhyun! Yesung! Seohyun! Suho!.....”
Nama-nama itu terus diteriaki oleh mereka. Membuatku merasa jengah, apalagi
saat seseorang tepat berteriak di telingaku, saat aku berjalan melewatinya.
Secara diam-diam, lelaki bersudut
mata tajam itu menyuruhku terlebih dahulu masuk mobil mereka yang sudah berada
di depan. Aku berjalan melewati para fans
mereka dengan cuek. Karena mereka takkan peduli padaku.
Aku memasuki mobil yang tadi
diberi tahu oleh Key, lelaki bermata tajam tersebut. Awalnya sopir mereka,
merasa kaget mengetahui kehadiranku. Tapi manager
mereka segera datang dan memberitahukan tentang keadaanku. Ia membuka bagasi
dan meletakkan koperku juga koper mereka.
Aku duduk dikursi belakang dekat
jendela. Hanya bisa melihat mereka juga yang lain dikerubungi puluhan orang
tersebut.
Seharusnya aku juga seperti itu. Menjemput
mereka, meneriaki nama mereka, itu jika aku di Indonesia. Terlihat sedikit
labil ya? Hhe. Tapi.. Benda besar yang tadi kunaiki, membawa keberuntungan
buatku. Mempertemukanku dengan orang-orang yang selama ini ingin kujumpai.
Tak berapa lama mereka memasuki
mobil, Key dan lelaki bermata sipit itu duduk di belakang. Disebelahku. Keadaan
yang sama seperti saat kami masih di pesawat tadi. Sedangkan lelaki imut dan
lelaki bertubuh kekar duduk di depan kami.
“Berarti sekarang kita antarkan
Gwiboon dulu. Di daerah mana tadi alamatnya?” Tanya sang manager yang duduk di depan dekat supir.
“Apgujeong, hyung.”
Dan mobilpun mulai melaju,
meninggalkan kerumunan orang yang entah menunggu mulai kapan. Begitupun dengan
mobil yang lain, yang telah berlalu lebih dulu.
Aku menoleh sekilas kearah
sampingku. Kearah Onew dan Key yang sedang sibuk sendiri. Onew memandangi jalan
memalui jendela yang buram, karena udara dingin dipagi hari. Sedangkan Key
memainkan handphone-nya.
“Hooamm. Aku ngantuk.” Ucapnya
seraya memasukkan handphone dengan casing berwarna soft pink itu. Ia meletakkan kepalanya di bahu Onew.
Lelaki bermata sipit itu menoleh
sesaat kemudian tersenyum. Ia mengusap kepala itu dengan lembut. Sesegera
mungkin aku melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Onew tadi.
Memandangi jalanan Incheon di pagi
hari.
Aku.. hanyalah seorang Shawol yang
suka dengan OnKey couple. Sebuah
moment yang biasanya aku lihat hanyalah dari youtube, yang diambil tanpa sengaja oleh fans mereka. Dan kini, aku melihatnya secara nyata. Bahkan ini skinship yang berbeda yang kulihat dari
yang ada di youtube. Skinship yang penuh rasa sayang,
mungkin.
“Jika kau mengantuk. Kau tidar
saja, Gwiboon-ssi. Perjalanan ini
memakan waktu kurang lebih satu jam.” Suara itu mengagetkanku. Aku segera
menoleh kearah suara itu yang aku tahu suara Onew.
Aku hanya menganggukan kepalaku
seraya tersenyum padanya. Dan tanpa sengaja aku menemukan lagi, OnKey moment. Key memang masih bersandar
di bahunya Onew, tapi tangan mereka saling menggenggam satu sama lain. Onew
mengelus telapak tangan mungil yang di genggamnya dengan lembut.
Jinki-ssi..
Bagaimanapun aku bisa memejamkan mataku, walau sesungguhnya aku mengantuk. Jika
kau dan Key menunjukkan moment-moment yang sebelumnya tak pernah kulihat. Babo!
***
Setelah perjalanan melelahkan ini,
aku hanya bısa diam. Duduk di sofa. Tanpa bisa berbuat apa-apa. Bernafaspun
mungkin susah. Hanya bisa memandangi sekelilingku yang terlihat asing.
“Kau terlihat sangat lelah.” Ucap
seseorang yang berjalan dari dapur dan duduk disebelahku. Ia memberiku segelas
air putih dingin. Aku hanya membalasnya dengan senyum yang terlihat gugup.
“Jika kau ingin tidur. Tidurlah
dulu.” Ujarnya lagi. Ia mengantarkanku ke kamar yang sangat rapi dengan 3
tempat tidur.
Aku memandang kamar ini sesaat
kemudian kembali ke ruang keluarga dan duduk disana. Seseorang yang sedang
berbaring tadi membuatku tak ingin memasuki kamar itu lebih jauh.
“Kenapa kau keluar lagi? Apa kau
tidak mengantuk?” Tanyanya. Ia yang semula berada di dapur menemani seseorang
yang membuat makanan berjalan kearahku.
“Heh.. Aku.. Aku tidak
mengantuk..” Jawabku gugup. 'Tapi aku lelah.. melihat pemandangan yang tidak biasa
ini.' batinku.
Aku berjalan kearah dapur. “Ada
yang bisa aku bantu, Key-ssi?"
Tanyaku perlahan. Aku takut mengganggunya.
Sejenak pikiranku melayang,
teringat sebuah fanfiction yang
pernah aku baca. Jika Key sedang memasak, ia tidak ingin digangggu.
Langkahku
sudah siap menjauh jika ia marah padaku. Tapi perkataannya membuatku berhenti.
”Of course. Aku sangat senang jika ada yang membantuku. Bukan hanya
melihatku saja, seperti dia.” Ia menunjuk kearah seseorang yang duduk di kursi-meja
makan seraya menatap kearah kami.
Ia mendekat kearah kami. “Kau
ingin dibantu apa. Key-goon.” Ia
berdiri tepat disebelah Key seraya mengacak rambut pendek itu. Key hanya
tersenyum malu, mengeluarkan semburat merah di kedua pipinya. Sekarang aku
benar-benar menyadari, betapa cantiknya lelaki ini. Ia bisa terlihat cantik
juga tampan di waktu yang bersamaan.
Aku menatapnya dalam diam. Tak
tahu harus berkata apa. Apakah aku harus bilang, 'Apa kalian berdua tahu? Aku suka sekali dengan OnKey couple. Dan aku
senang sekali saat melihat momen OnKey secara langsung seperti ini.'
Itulah adalah perkataan bodoh.
Mungkin saja, setelah aku berkata seperti itu ia akan mengusirku keluar. Aku
seperti tamu yang tidak tahu sopan santun, jika itu terjadi.
“Apa kau bisa
memasak?” Tanyanya sopan. Tangannya masih menari lincah memotong beberapa
bahan.
“Aku bisa memasak nasi goreng. Apa
kalian mau?” Oke. Aku hanya bisa memasak itu saja juga mie instan dan telur
goreng. Jadi, aku menawarkan memasak sesuai dengan keahlianku saja, nasi
goreng.
Onew yang telah kembali duduk di
kursi-meja makan, menatapku dengan senyum lebarnya. “Seperti yang pernah
dimakan Eunhyuk hyung?”
Aku menaikkan alisku sebelah tak
mengerti apa yang dia katakan. Kapan Eunhyuk makan nasi goreng. Bahkan
melihatnya saja aku tak pernah. “Maksudmu, Jinki-ssi?”
Seketika mataku melebar. Bukan
pertanyaan yang baru saja aku katakan, tapi panggilan untuknya yang tadi sempat
terlontar. Bukankah dia paling tidak suka jika dipanggil dengan nama aslinya.
Ah betapa bodohnya aku! Tapi jujur saja, aku lebih suka memanggilnya Jinki.
“Iya.. yang dimakan Eunhyuk hyung.. Ah aku lupa, kau tak ada disana
ketika itu. Mianhamnida.” Ucapnya,
bahkan wajahnya tampak biasa saja ketika aku menyebut nama aslinya.
Aku dan Key mulai memasak. Ia
membantuku menyiapkan apa saja yang aku butuhkan. Bahan yang biasa aku gunakan,
hanya ada beberapa ditempat ini. Terasa beda, dan aku tak tahu apa rasa nasi
goreng ini. Apakah sama dengan nasi goreng yang biasa aku buat atau tidak.
Aku memasukkan bahan tersebut
kemudian nasi. Baunya mulai menyeruak ke seluruh ruangan. Sepertinya bukan
hanya di daerah dapur tapi di dalam kamar juga.
Karena dua
orang yang tadi bergelayut dengan mimpinya (mungkin) keluar dari kamar yang
berbeda.
“Baegopheuda.” Lelaki tampan tapi juga terlihat cantik ini duduk
disebelah lelaki bermata sipit. Ia mengenduskan hidungnya.
Lelaki
bertubuh pendek dan kekar itu mengucek matanya dan duduk di depan Taemin.
Key meletakkan nasi goreng yang sudah
siap untuk disantap di meja makan. Aku menuangkan minuman ke gelas kosong yang
ada dihadapan mereka.
“Mari makan.” Ucap mereka
semangat. Aku hanya tersenyum memandang mereka. Aku tak menyangka bisa breakfast bersama mereka dalam satu
tempat, seperti ini.
“Huaa. Mashita, noona.” Taemin memakannya
dengan lahap begitupun dengan Onew dan Jonghyun.
“Kau tahu, mereka tidak bisa makan
dengan pelan. Apalagi jika ada makanan yang enak. Dan Minho adalah orang nomer
satu yang akan cepat menghabiskan makanan itu. Namun sayang, dia tak disini.
Sibuk dengan dramanya.”
Key menyuapi makanannya dengan
perlahan, tak berlebihan seperti tiga lelaki ini. Tiba-tiba Key mengangkat
sendoknya dan menyuapi Onew.
Pemandangan ini lagi. Aku yang
duduk di depan Onew dan di samping Key hanya menundukkan kepala dengan cepat
saat melihat pemandangan itu. Seolah fokus memakan nasi goreng yang telah
kubuat dengan Key. Taemin dan Jonghyun tak menanggapi peristiwa ‘langka’ itu,
mungkin mereka sudah terbiasa. Bahkan sedari tadi, aku tak melihat adanya JongKey moment, ataupun OnTae moment. Yang kulihat cuma satu, OnKey moment.
Rasanya aku ingin berteriak. 'Onew! Key! Kalian membuatku tetap menyukai
OnKey couple tanpa melirik yang lain.'
“Noona, kau sakit?” Tanya Jonghyun menatapku dengan penuh tanda
tanya. Aku hanya menggelengkan kepalaku.
“Mengapa kau hanya menunduk saat
makan tadi? Ah.. aku tau kau kelelahan ya? Daritadi kan kau belum istirahat.”
Taemin memandangku dengan tatapan polosnya kemudian tersenyum.
“A.. Aku tidak apa-apa.” Jawabku
gugup. “Kalian sudah selesai makan? Biar aku bawakan ke tempat cuci piring ya?”
Tanyaku seraya mengumpulkan piring-piring kosong itu.
Tiba-tiba tangan besar Onew memegang
pergelangan tanganku. “Gwiboon-ssi.
Kau istirahat saja. Benar kata Taemin, sedari tadi kau belum istirahat. Biar aku
dan Key saja yang mencucinya.”
Onew melepaskan tangannya dan Key
mengantarkanku ke sebuah kamar yang tadi sempat aku masuki beberapa langkah.
Entah kamar siapa, aku tak tahu. Yang jelas ada 3 tempat tidur di kamar ini.
“Istirahatlah, Noona. Nanti siang kami akan
mengantarkanmu ke rumah Omma-mu."
Ia berjalan keluar dan menutup pintu.
Aku menatap sekeliling kamar ini,
kamar yang rapi. Dinding yang ditempeli beberapa poster mereka. Lemari dengan
beberapa boneka yang ditaruh diatasnya juga pajangan yang lain.
Seharusnya aku memang ada di rumah
Omma, tapi saat kami mengetuknya tadi
tak ada jawaban sedikitpun dari dalam. Kami memutuskan jika mereka masih tidur.
Dan disinilah tempatku berada. Di dorm
SHINee dengan mereka walau tanpa Minho.
Aku merasa dehidrasi. Haus. Aku baru ingat jika sedari tadi aku belum minum,
gara-gara melihat OnKey moment di
depan mataku.
Aku membuka pintu dan melangkah
keluar. Aku melihat Key dan Onew yang sedang mencuci piring, Jonghyun menonton
televisi sedangkan Taemin tak nampak batang hidungnya. Mungkin ia merindukan
lelaki bermata besar itu.
“Gwiboon-ssi? Kau tidak jadi tidur?” Tanya Onew yang kaget melihat
kedatanganku ke dapur. Key dan Jonghyun yang mendengar menoleh kearahku.
“A..Aku hanya
ingin minum. Aku haus.” Ucapku seraya tersenyum pada Key dan Onew.
"”Ini gelasnya, Noona.” Key menyerahkan gelas bening
padaku. Aku segera mengambilnya dan menuangkan air ke dalam gelas itu.
Key dan Onew
melanjutkan mencuci piring. Begitupun dengan Jonghyun yang melanjutkan
menonton.
Lagi! Tanpa sengaja aku melihat
kearah sepasang manusia yang sedang mencuci ini. Key menaruh dagunya dipuncak
Onew ketika Onew sedang mengelapi piring-piring yang basah.
Kemudian Key meletakkan piring-piring
itu ke dalam rak. Onew memegang pinggang mungil itu dari belakang. Aku hanya
tertegun melihat itu. Rasanya lidahku kelu.
Aku meletakkan gelas itu diatas
meja sehingga menimbulkan bunyi. Key dan Onew menoleh kearahku. Aku hanya
membalas tatapan mereka dengan senyum. Tangannya Onew masih dipinggang Key.
“A..Aku tidur
dulu ya?” Tanyaku gugup.
Onew mendekat kearahku. “Kau
sepertinya sangat kelelahan. Sedaritadi bicaramu terlihat gugup. Tidurlah..
nanti biar Key yang membangunkanmu.” Aku menganggukan kepalaku.
“Atau kau
ingin menonton. Noona?” Teriak
Jonghyun seraya tersenyum padaku.
Akupun membalas senyumnya dan
menggelengkan kepala. Melangkah ke kamar. Membukanya kemudian menutupnya
kembali. Aku merebahkan diriku di kasur dengan selimut bermotif awan.
Aku tidak tahu ini tempat tidur
siapa, tapi jika melihat gambar chibi yang diletakkan di dinding tepat di atas
kasur. Gambar chibi yang membawa ayam, sepertinya ini tempat tidurnya Onew.
Tapi entahlah, aku tak tahu pasti.
***
“Apa kau yakin, Noona? Tidak ingin pergi bersama kami
terlebih dahulu? Baru kerumah Omma-mu?”
Tanya Jonghyun yang sudah rapi dengan kaos dan juga celana hitamnya.
“Ikutlah
dengan kami, Gwiboon-ssi.” Onew
kembali mengajakku.
Aku menundukkan kepalaku. “Sepertinya
tidak. Aku takut jika fans kalian
melihatku dan aku tak ingin keluargaku khawatir padaku.” Jawabku berbohong.
Sebenarnya aku ingin pergi bersama
mereka. Satu yang aku takutkan adalah jika ketahuan fans mereka. Aku tak tahu apa jadinya aku nanti jika ketahuan.
“Pokoknya kau harus ikut, Noona. Aku tak mau tahu. Ini hari
spesial untukku. Jadi kita harus menikmatinya bersama.” Key merangkulku, ia
menunggu jawabanku.
Almighty yang satu ini
benar-benar keras kepala. Aku menganggukan kepalaku. “Oke. Tapi setelah itu..”
“Pasti, Noona.” Ia memotong perkataanku .
“Yeay!”
Teriak Onew. Jonghyun dan Taemin.
Aku menatap orang-orang di depanku
ini. Ini masih seperti mimpi bagiku. Aku benar-benar berterimakasih pada benda
besar itu. Benda yang membawaku ke negara ini.
Tak berapa lama kami sampai di
suatu taman yang aku tak tahu letaknya dimana. Tapi aku menikmati semua ini.
“Noona, tolong fotokan aku.” Key menyerahkan handphone-nya padaku. Dan aku segera memotretnya. Setelahnya, aku
menyerahkan ke Key.
“Aku akan
menguploadnya ke me2day.”
Dan waktu tak bisa membohongi
kuasanya. Hari semakin sore, mereka segera mengantarkanku ke rumah Omma-ku.
Mengetuk
pintu cukup lama. Sampai seorang lelaki muda dengan mata sipitnya membukakan
pintu.
“Apa ini kediaman Lee Tae Hyun?”
Tanyaku sopan menggunakan bahasa Korea formal yang sempat diajarkan Key
beberapa waktu lalu. Sesungguhnya, aku hanya bisa berbahasa Korea yang
informal. Babo!
Ia menganggukan kepalanya. “Apa
kau Gwiboon?” Kini aku yang
menganggukan kepalaku. “Kau tahu, sedari tadi kami menunggumu, kami ingin
menghubungimu. Tapi kami tak tahu nomer handphone-mu.
Ayo masuk, kau kesini bersama siapa?"
Aku keluar halaman dan memanggil
orang-orang baik hati yang telah menolongku. Dan menyuruh mereka untuk masuk.
Lelaki yang bernama Lee Jung Hae,
yang ku ketahui adalah sepupuku yang usianya sama sepertiku juga Onew ini
membelalakan matanya. Kaget dengan apa yang dilihatnya.
“Kau.. kau
bersama SHINee?” Ia masih tak percaya.
Aku menjelaskan apa yang telah
kualami daritadi sehingga aku bisa berdiam diri di dorm mereka. JungHae membungkukkan badannya seolah mengucapkan
terimakasih.
Mereka berdiam diri sebentar di
dalam rumah bergaya tradisional ini walau tetap ada nuansa moderm di dalamnya.
“Kami pamit dulu, JungHae-ssi.”
Ucap Onew sopan seraya tersenyum pada JungHae. Ia menatapku dengan raut wajah
yang tak terbaca. “Gwiboon-ssi,
senang kenal denganmu. Kapan-kapan jika kau tak sibuk, mainlah ke dorm kami.”
Key, Taemin dan Jonghyun
menganggukan kepalanya. “Mari kita bereksperimen masakan yang lain?” Tanya Key
dengan senyum yang (sedikit) cool
itu. Aku hanya tertawa mendengarnya.
Mereka memelukku sesaat sebagai
tanda perpisahan. Mereka segera berpamitan dengan keluargaku yang lain.
Kemudian keluar dari rumah, menaiki mobil mereka dan berlalu.
Di dalam kamar yang cukup luas
ini, aku masih membayangkan kejadian-kejadian yang aku alami tadi. Melihat
secara nyata, adanya OnKey couple.
Lebih dari yang kulihat di video. Aku dapat merasakan bahwa mereka nampak real. Dari tatapan mereka, dari
perlakuan Onew ataupun Key. Tapi hubungan itu masih seperti anak kecil yang
malu-malu. Tak ingin jika banyak yang mengetahui tentang hubungan itu. Dan
sejauh ini, itu tak membuat suasana romantis mereka berkurang.
Walau skinship mereka tak sebanyak JongKey
moment, tapi perlakuan mereka tak bisa dibohongi. Bagaimana saat si Key
terlihat malu ketika Onew mengacak rambutnya. Oh my God! Aku masih tak percaya dengan apa yang kulihat tadi.
Aku
benar-benta ingin berteriak. 'OnKey!
You're DA to the E to the BAK!'
***
Apa
kalian masih merasa kisah ini fiksi? Seperti kejadian yang aku alami saat
dipesawat? Jika iya, itu terserah kalian. Tapi ini NYATA adanya.
Aku
hanyalah seorang Shawol yang tanpa sengaja satu pesawat dengan mereka, diantar
kerumah Omma yang ternyata sepi, sehingga harus tinggal di dorm mereka sampai sore hari, merayakan ulang
tahun Key yang tepat jatuh pada hari ini.
Jika
ini sebuah keajaiban dan keberuntungan. Kurasa iya! Karena Tuhan telah mengatur
semuanya, sehingga ini benar-benar terasa seperti sebuah keajaiban. Itu saja.
Buat
Shawol dimanapun, jangan pernah berhenti berharap. Kelak keberuntungan juga
keajaiban akan datang padamu. Seperti kejadian yang aku alami hari ini.
***
NB : Aku akan menceritakn dua hari
yang menyenangkan untukku ini ke Taeyeon. Kurasa gadis mungil itu akan galau!
Sesuatu yang sangat dibencinya. Whatever!
Pokoknya aku harus memberitahunya. Dan yang jelas aku akan menunggunya di sini,
di Negara ginseng ini.
pinginnya kejadian ini nyata saya nyaksikan lgsung gimana interaksi onkey yg benar2 keseharian mereka seperti di ff ini. huwaaaaaa ><
ReplyDelete