10.1.13

OnKey is Real?


Title               : OnKey is Real . . .? (Sekuel The Plane)
Author            : d i a
Cast                : SHINee dan orang-orang yang terlibat di dalamnya
Genre              : Akan terlihat seiring berjalannya waktu.
Wordcount      : 2.901 words
Length             : One shoot
Rate                : Semua umur
Disclaim        : SHINee bukan punya saya, tapi punya DIA, orang tua mereka juga SHAWOL. Tapi mereka tertata rapi di sudut hati saya yang terdalam.
Warning        : Kisah ini lanjutan dari The Plane, yang sudah baca The Plane semoga mengerti akan kisah ini. Kisah yang tak berujung juga tak berakhir (oke. Ngibul banget!) Selamat membacalah ya.. This story absurd? It’s okay.. :)



***

Menginjakkan kaki di negara yang sebelumnya tak pernah kita kunjungi itu terasa membingungkan. Tak tahu arah mana yang harus ditelurusi, hanya memiliki sebuah catatan berisi alamat. Tanpa tahu harus ke tempat yang dituju menggunakan apa.

Pesawat yang baru saja aku tumpangi mendarat dengan selamat dibandara internasional Incheon. Aku merasa senang, akhirnya aku berkesempatan ke tempat ini. Tapi kini, rasa senangku hanya bisa aku hapus untuk sesaat. Karena aku tak tahu setelah ini aku harus kemana. Dan hari, masih terlalu pagi.

“Ada yang menjemputmu?” Tanya seseorang padaku, membuyarkan segala lamunanku.

Aku hanya membalasnya dengan senyum yang terlihat aneh, mungkin. Ia memegang pucuk kepalaku sesaat. Kemudian ia berdiri mengambil tasnya yang tadi ditaruh dibagasi.

“Hei.. Apa ada yang menjemputmu?” Pertanyaan yang sama, seperti yang diucapkan oleh lelaki bermata sipit tersebut.

Sekilas aku menatap lelaki bermata sipit itu, ia tersenyum padaku dan mengacak rambut lelaki yang mengajukan pertanyaan yang sama padaku. Lelaki itu tak merespon tingkah laku lelaki mata sipit itu.

Ia masih menatapku. “Mengapa kau tak menjawab pertanyaanku?”

“A..aku.. tak tahu. Sesungguhnya aku hanya memiliki alamat rumah Omma-ku. Aku tak memiliki no.telpnya. Keluargaku sudah lama lost contact dengan keluarga yang berada disini.” Ucapku datar.

Sesungguhnya aku bingung harus kemana, tempat tujuan yang aku tahu hanyalah alamat rumah Omma. Yang akupun tak tahu letaknya dimana.

“Apa kau tahu alamat ini di daerah mana?” Tanyaku pada kedua lelaki ini.

Mereka membaca tulisan alphabet dalam secarik kertas yang aku berikan. Lelaki dengan sudut mata yang tajam, menepuk tangannya. Seolah ia mendapat secercah ide.

“Ah! Apgujeong.. Itu tidak terlalu jauh dengan dorm kami.”

“Heh? Begitukah?”

“Kau.. ikutlah dengan kami.” Lelaki bermata sipit itu tersenyum manis padaku.

Hyung.. ayo kita turun.” Lelaki cantik dan juga imut memegang pundak lelaki yang juga cantik, yang tadi duduk disebelah lelaki bermata sipit itu.

“Kau duluan saja. Aku mau berjalannya.” Ucapnya seraya menunjuk kearahku.

Arasso. Kau mau bersama saudaramu ya, hyung."

Of course.”

“Hai, Gwiboon noona.” Ia tersenyum ramah padaku.

“Hai, Taemin-ssi.” Ucapku ragu.

Aku dan juga mereka segera turun dari pesawat dan menuju mobil yang sudah menjemput sedari tadi. Rasanya aku ingin menjauh dari mereka, aku masih tak percaya dengan semua ini.

Aku mencoba melangkah menjauh, saat aku melihat banyak orang-orang membawa spanduk, menuliskan nama mereka dengan huruf hangul dan juga nama yang lain. Yang bersamaku di pesawat tadi.

Namun, sebuah tangan yang kecil dan imut menarik lenganku. “Kau jangan kemana-mana, Noona. Tetaplah bersama kami.” Ucapnya sambil melirik tajam kearahku.

“Tapi..” Sial! Mata itu seolah mengintimidasiku. Aku benar-benar tak tahu harus berkata apa. Mata bak mata kucing itu terlalu tajam.

Ia tak mengindahkan perkataanku. Malah menyuruhku untuk berjalan disampingnya. Aku hanya bisa menuruti apa yang ia suruh. Karena tanpa mereka, aku tak tahu harus menuju kemana.

Saat melewati puluhan orang itu, mereka mulai meneriaki nama orang-orang yang berjalan denganku ini. Mulai memotret, merekam, dan mengangkat spanduk itu tinggi-tinggi.

Mungkin jika aku tak berjalan bersama mereka dan ada di Indonesia. Aku akan melakukan hal konyol seperti ini, mungkin.

Mereka tak peduli padaku, tentu saja. Aku bukanlah siapa-siapa seperti mereka. Mungkin mereka melihatku seperti bagian yang ada di belakang mereka. Staff SM Ent.

“Onew! Key! Kyuhyun! Yesung! Seohyun! Suho!.....” Nama-nama itu terus diteriaki oleh mereka. Membuatku merasa jengah, apalagi saat seseorang tepat berteriak di telingaku, saat aku berjalan melewatinya.

Secara diam-diam, lelaki bersudut mata tajam itu menyuruhku terlebih dahulu masuk mobil mereka yang sudah berada di depan. Aku berjalan melewati para fans mereka dengan cuek. Karena mereka takkan peduli padaku.

Aku memasuki mobil yang tadi diberi tahu oleh Key, lelaki bermata tajam tersebut. Awalnya sopir mereka, merasa kaget mengetahui kehadiranku. Tapi manager mereka segera datang dan memberitahukan tentang keadaanku. Ia membuka bagasi dan meletakkan koperku juga koper mereka.

Aku duduk dikursi belakang dekat jendela. Hanya bisa melihat mereka juga yang lain dikerubungi puluhan orang tersebut.

Seharusnya aku juga seperti itu. Menjemput mereka, meneriaki nama mereka, itu jika aku di Indonesia. Terlihat sedikit labil ya? Hhe. Tapi.. Benda besar yang tadi kunaiki, membawa keberuntungan buatku. Mempertemukanku dengan orang-orang yang selama ini ingin kujumpai.

Tak berapa lama mereka memasuki mobil, Key dan lelaki bermata sipit itu duduk di belakang. Disebelahku. Keadaan yang sama seperti saat kami masih di pesawat tadi. Sedangkan lelaki imut dan lelaki bertubuh kekar duduk di depan kami.

“Berarti sekarang kita antarkan Gwiboon dulu. Di daerah mana tadi alamatnya?” Tanya sang manager yang duduk di depan dekat supir.

“Apgujeong, hyung.”

Dan mobilpun mulai melaju, meninggalkan kerumunan orang yang entah menunggu mulai kapan. Begitupun dengan mobil yang lain, yang telah berlalu lebih dulu.

Aku menoleh sekilas kearah sampingku. Kearah Onew dan Key yang sedang sibuk sendiri. Onew memandangi jalan memalui jendela yang buram, karena udara dingin dipagi hari. Sedangkan Key memainkan handphone-nya.

“Hooamm. Aku ngantuk.” Ucapnya seraya memasukkan handphone dengan casing berwarna soft pink itu. Ia meletakkan kepalanya di bahu Onew.

Lelaki bermata sipit itu menoleh sesaat kemudian tersenyum. Ia mengusap kepala itu dengan lembut. Sesegera mungkin aku melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Onew tadi. Memandangi jalanan Incheon di pagi hari.

Aku.. hanyalah seorang Shawol yang suka dengan OnKey couple. Sebuah moment yang biasanya aku lihat hanyalah dari youtube, yang diambil tanpa sengaja oleh fans mereka. Dan kini, aku melihatnya secara nyata. Bahkan ini skinship yang berbeda yang kulihat dari yang ada di youtube. Skinship yang penuh rasa sayang, mungkin.

“Jika kau mengantuk. Kau tidar saja, Gwiboon-ssi. Perjalanan ini memakan waktu kurang lebih satu jam.” Suara itu mengagetkanku. Aku segera menoleh kearah suara itu yang aku tahu suara Onew.

Aku hanya menganggukan kepalaku seraya tersenyum padanya. Dan tanpa sengaja aku menemukan lagi, OnKey moment. Key memang masih bersandar di bahunya Onew, tapi tangan mereka saling menggenggam satu sama lain. Onew mengelus telapak tangan mungil yang di genggamnya dengan lembut.

Jinki-ssi.. Bagaimanapun aku bisa memejamkan mataku, walau sesungguhnya aku mengantuk. Jika kau dan Key menunjukkan moment-moment yang sebelumnya tak pernah kulihat. Babo!

***

Setelah perjalanan melelahkan ini, aku hanya bısa diam. Duduk di sofa. Tanpa bisa berbuat apa-apa. Bernafaspun mungkin susah. Hanya bisa memandangi sekelilingku yang terlihat asing.

“Kau terlihat sangat lelah.” Ucap seseorang yang berjalan dari dapur dan duduk disebelahku. Ia memberiku segelas air putih dingin. Aku hanya membalasnya dengan senyum yang terlihat gugup.

“Jika kau ingin tidur. Tidurlah dulu.” Ujarnya lagi. Ia mengantarkanku ke kamar yang sangat rapi dengan 3 tempat tidur.

Aku memandang kamar ini sesaat kemudian kembali ke ruang keluarga dan duduk disana. Seseorang yang sedang berbaring tadi membuatku tak ingin memasuki kamar itu lebih jauh.

“Kenapa kau keluar lagi? Apa kau tidak mengantuk?” Tanyanya. Ia yang semula berada di dapur menemani seseorang yang membuat makanan berjalan kearahku.

“Heh.. Aku.. Aku tidak mengantuk..” Jawabku gugup. 'Tapi aku lelah.. melihat pemandangan yang tidak biasa ini.' batinku.

Aku berjalan kearah dapur. “Ada yang bisa aku bantu, Key-ssi?" Tanyaku perlahan. Aku takut mengganggunya.

Sejenak pikiranku melayang, teringat sebuah fanfiction yang pernah aku baca. Jika Key sedang memasak, ia tidak ingin digangggu.

Langkahku sudah siap menjauh jika ia marah padaku. Tapi perkataannya membuatku berhenti.

Of course. Aku sangat senang jika ada yang membantuku. Bukan hanya melihatku saja, seperti dia.” Ia menunjuk kearah seseorang yang duduk di kursi-meja makan seraya menatap kearah kami.

Ia mendekat kearah kami. “Kau ingin dibantu apa. Key-goon.” Ia berdiri tepat disebelah Key seraya mengacak rambut pendek itu. Key hanya tersenyum malu, mengeluarkan semburat merah di kedua pipinya. Sekarang aku benar-benar menyadari, betapa cantiknya lelaki ini. Ia bisa terlihat cantik juga tampan di waktu yang bersamaan.

Aku menatapnya dalam diam. Tak tahu harus berkata apa. Apakah aku harus bilang, 'Apa kalian berdua tahu? Aku suka sekali dengan OnKey couple. Dan aku senang sekali saat melihat momen OnKey secara langsung seperti ini.'

Itulah adalah perkataan bodoh. Mungkin saja, setelah aku berkata seperti itu ia akan mengusirku keluar. Aku seperti tamu yang tidak tahu sopan santun, jika itu terjadi.

“Apa kau bisa memasak?” Tanyanya sopan. Tangannya masih menari lincah memotong beberapa bahan.

“Aku bisa memasak nasi goreng. Apa kalian mau?” Oke. Aku hanya bisa memasak itu saja juga mie instan dan telur goreng. Jadi, aku menawarkan memasak sesuai dengan keahlianku saja, nasi goreng.

Onew yang telah kembali duduk di kursi-meja makan, menatapku dengan senyum lebarnya. “Seperti yang pernah dimakan Eunhyuk hyung?”

Aku menaikkan alisku sebelah tak mengerti apa yang dia katakan. Kapan Eunhyuk makan nasi goreng. Bahkan melihatnya saja aku tak pernah. “Maksudmu, Jinki-ssi?

Seketika mataku melebar. Bukan pertanyaan yang baru saja aku katakan, tapi panggilan untuknya yang tadi sempat terlontar. Bukankah dia paling tidak suka jika dipanggil dengan nama aslinya. Ah betapa bodohnya aku! Tapi jujur saja, aku lebih suka memanggilnya Jinki.

“Iya.. yang dimakan Eunhyuk hyung.. Ah aku lupa, kau tak ada disana ketika itu. Mianhamnida.” Ucapnya, bahkan wajahnya tampak biasa saja ketika aku menyebut nama aslinya.

Aku dan Key mulai memasak. Ia membantuku menyiapkan apa saja yang aku butuhkan. Bahan yang biasa aku gunakan, hanya ada beberapa ditempat ini. Terasa beda, dan aku tak tahu apa rasa nasi goreng ini. Apakah sama dengan nasi goreng yang biasa aku buat atau tidak.

Aku memasukkan bahan tersebut kemudian nasi. Baunya mulai menyeruak ke seluruh ruangan. Sepertinya bukan hanya di daerah dapur tapi di dalam kamar juga.

Karena dua orang yang tadi bergelayut dengan mimpinya (mungkin) keluar dari kamar yang berbeda.

Baegopheuda.” Lelaki tampan tapi juga terlihat cantik ini duduk disebelah lelaki bermata sipit. Ia mengenduskan hidungnya.

Lelaki bertubuh pendek dan kekar itu mengucek matanya dan duduk di depan Taemin.

Key meletakkan nasi goreng yang sudah siap untuk disantap di meja makan. Aku menuangkan minuman ke gelas kosong yang ada dihadapan mereka.

“Mari makan.” Ucap mereka semangat. Aku hanya tersenyum memandang mereka. Aku tak menyangka bisa breakfast bersama mereka dalam satu tempat, seperti ini.

“Huaa. Mashita, noona.” Taemin memakannya dengan lahap begitupun dengan Onew dan Jonghyun.

“Kau tahu, mereka tidak bisa makan dengan pelan. Apalagi jika ada makanan yang enak. Dan Minho adalah orang nomer satu yang akan cepat menghabiskan makanan itu. Namun sayang, dia tak disini. Sibuk dengan dramanya.”

Key menyuapi makanannya dengan perlahan, tak berlebihan seperti tiga lelaki ini. Tiba-tiba Key mengangkat sendoknya dan menyuapi Onew.

Pemandangan ini lagi. Aku yang duduk di depan Onew dan di samping Key hanya menundukkan kepala dengan cepat saat melihat pemandangan itu. Seolah fokus memakan nasi goreng yang telah kubuat dengan Key. Taemin dan Jonghyun tak menanggapi peristiwa ‘langka’ itu, mungkin mereka sudah terbiasa. Bahkan sedari tadi, aku tak melihat adanya JongKey moment, ataupun OnTae moment. Yang kulihat cuma satu, OnKey moment.

Rasanya aku ingin berteriak. 'Onew! Key! Kalian membuatku tetap menyukai OnKey couple tanpa melirik yang lain.'

Noona, kau sakit?” Tanya Jonghyun menatapku dengan penuh tanda tanya. Aku hanya menggelengkan kepalaku.

“Mengapa kau hanya menunduk saat makan tadi? Ah.. aku tau kau kelelahan ya? Daritadi kan kau belum istirahat.” Taemin memandangku dengan tatapan polosnya kemudian tersenyum.

“A.. Aku tidak apa-apa.” Jawabku gugup. “Kalian sudah selesai makan? Biar aku bawakan ke tempat cuci piring ya?” Tanyaku seraya mengumpulkan piring-piring kosong itu.

Tiba-tiba tangan besar Onew memegang pergelangan tanganku. “Gwiboon-ssi. Kau istirahat saja. Benar kata Taemin, sedari tadi kau belum istirahat. Biar aku dan Key saja yang mencucinya.”

Onew melepaskan tangannya dan Key mengantarkanku ke sebuah kamar yang tadi sempat aku masuki beberapa langkah. Entah kamar siapa, aku tak tahu. Yang jelas ada 3 tempat tidur di kamar ini.

“Istirahatlah, Noona. Nanti siang kami akan mengantarkanmu ke rumah Omma-mu." Ia berjalan keluar dan menutup pintu.

Aku menatap sekeliling kamar ini, kamar yang rapi. Dinding yang ditempeli beberapa poster mereka. Lemari dengan beberapa boneka yang ditaruh diatasnya juga pajangan yang lain.

Seharusnya aku memang ada di rumah Omma, tapi saat kami mengetuknya tadi tak ada jawaban sedikitpun dari dalam. Kami memutuskan jika mereka masih tidur. Dan disinilah tempatku berada. Di dorm SHINee dengan mereka walau tanpa Minho.

Aku merasa dehidrasi. Haus. Aku baru ingat jika sedari tadi aku belum minum, gara-gara melihat OnKey moment di depan mataku.

Aku membuka pintu dan melangkah keluar. Aku melihat Key dan Onew yang sedang mencuci piring, Jonghyun menonton televisi sedangkan Taemin tak nampak batang hidungnya. Mungkin ia merindukan lelaki bermata besar itu.

Gwiboon-ssi? Kau tidak jadi tidur?” Tanya Onew yang kaget melihat kedatanganku ke dapur. Key dan Jonghyun yang mendengar menoleh kearahku.

“A..Aku hanya ingin minum. Aku haus.” Ucapku seraya tersenyum pada Key dan Onew.

"”Ini gelasnya, Noona.” Key menyerahkan gelas bening padaku. Aku segera mengambilnya dan menuangkan air ke dalam gelas itu.

Key dan Onew melanjutkan mencuci piring. Begitupun dengan Jonghyun yang melanjutkan menonton.

Lagi! Tanpa sengaja aku melihat kearah sepasang manusia yang sedang mencuci ini. Key menaruh dagunya dipuncak Onew ketika Onew sedang mengelapi piring-piring yang basah.

Kemudian Key meletakkan piring-piring itu ke dalam rak. Onew memegang pinggang mungil itu dari belakang. Aku hanya tertegun melihat itu. Rasanya lidahku kelu.

Aku meletakkan gelas itu diatas meja sehingga menimbulkan bunyi. Key dan Onew menoleh kearahku. Aku hanya membalas tatapan mereka dengan senyum. Tangannya Onew masih dipinggang Key.

“A..Aku tidur dulu ya?” Tanyaku gugup.

Onew mendekat kearahku. “Kau sepertinya sangat kelelahan. Sedaritadi bicaramu terlihat gugup. Tidurlah.. nanti biar Key yang membangunkanmu.” Aku menganggukan kepalaku.

“Atau kau ingin menonton. Noona?” Teriak Jonghyun seraya tersenyum padaku.

Akupun membalas senyumnya dan menggelengkan kepala. Melangkah ke kamar. Membukanya kemudian menutupnya kembali. Aku merebahkan diriku di kasur dengan selimut bermotif awan.

Aku tidak tahu ini tempat tidur siapa, tapi jika melihat gambar chibi yang diletakkan di dinding tepat di atas kasur. Gambar chibi yang membawa ayam, sepertinya ini tempat tidurnya Onew. Tapi entahlah, aku tak tahu pasti.

***

“Apa kau yakin, Noona? Tidak ingin pergi bersama kami terlebih dahulu? Baru kerumah Omma-mu?” Tanya Jonghyun yang sudah rapi dengan kaos dan juga celana hitamnya.

“Ikutlah dengan kami, Gwiboon-ssi.” Onew kembali mengajakku.

Aku menundukkan kepalaku. “Sepertinya tidak. Aku takut jika fans kalian melihatku dan aku tak ingin keluargaku khawatir padaku.” Jawabku berbohong.

Sebenarnya aku ingin pergi bersama mereka. Satu yang aku takutkan adalah jika ketahuan fans mereka. Aku tak tahu apa jadinya aku nanti jika ketahuan.

“Pokoknya kau harus ikut, Noona. Aku tak mau tahu. Ini hari spesial untukku. Jadi kita harus menikmatinya bersama.” Key merangkulku, ia menunggu jawabanku.

Almighty yang satu ini benar-benar keras kepala. Aku menganggukan kepalaku. “Oke. Tapi setelah itu..”

“Pasti, Noona.” Ia memotong perkataanku .

“Yeay!” Teriak Onew. Jonghyun dan Taemin.

Aku menatap orang-orang di depanku ini. Ini masih seperti mimpi bagiku. Aku benar-benar berterimakasih pada benda besar itu. Benda yang membawaku ke negara ini.

Tak berapa lama kami sampai di suatu taman yang aku tak tahu letaknya dimana. Tapi aku menikmati semua ini.

Noona, tolong fotokan aku.” Key menyerahkan handphone-nya padaku. Dan aku segera memotretnya. Setelahnya, aku menyerahkan ke Key.

“Aku akan menguploadnya ke me2day.”

Dan waktu tak bisa membohongi kuasanya. Hari semakin sore, mereka segera mengantarkanku ke rumah Omma-ku.

Mengetuk pintu cukup lama. Sampai seorang lelaki muda dengan mata sipitnya membukakan pintu.

“Apa ini kediaman Lee Tae Hyun?” Tanyaku sopan menggunakan bahasa Korea formal yang sempat diajarkan Key beberapa waktu lalu. Sesungguhnya, aku hanya bisa berbahasa Korea yang informal. Babo!

Ia menganggukan kepalanya. “Apa kau Gwiboon?” Kini aku yang menganggukan kepalaku. “Kau tahu, sedari tadi kami menunggumu, kami ingin menghubungimu. Tapi kami tak tahu nomer handphone-mu. Ayo masuk, kau kesini bersama siapa?"

Aku keluar halaman dan memanggil orang-orang baik hati yang telah menolongku. Dan menyuruh mereka untuk masuk.

Lelaki yang bernama Lee Jung Hae, yang ku ketahui adalah sepupuku yang usianya sama sepertiku juga Onew ini membelalakan matanya. Kaget dengan apa yang dilihatnya.

“Kau.. kau bersama SHINee?” Ia masih tak percaya.

Aku menjelaskan apa yang telah kualami daritadi sehingga aku bisa berdiam diri di dorm mereka. JungHae membungkukkan badannya seolah mengucapkan terimakasih.

Mereka berdiam diri sebentar di dalam rumah bergaya tradisional ini walau tetap ada nuansa moderm di dalamnya.

“Kami pamit dulu, JungHae-ssi.” Ucap Onew sopan seraya tersenyum pada JungHae. Ia menatapku dengan raut wajah yang tak terbaca. “Gwiboon-ssi, senang kenal denganmu. Kapan-kapan jika kau tak sibuk, mainlah ke dorm kami.”

Key, Taemin dan Jonghyun menganggukan kepalanya. “Mari kita bereksperimen masakan yang lain?” Tanya Key dengan senyum yang (sedikit) cool itu. Aku hanya tertawa mendengarnya.

Mereka memelukku sesaat sebagai tanda perpisahan. Mereka segera berpamitan dengan keluargaku yang lain. Kemudian keluar dari rumah, menaiki mobil mereka dan berlalu.

Di dalam kamar yang cukup luas ini, aku masih membayangkan kejadian-kejadian yang aku alami tadi. Melihat secara nyata, adanya OnKey couple. Lebih dari yang kulihat di video. Aku dapat merasakan bahwa mereka nampak real. Dari tatapan mereka, dari perlakuan Onew ataupun Key. Tapi hubungan itu masih seperti anak kecil yang malu-malu. Tak ingin jika banyak yang mengetahui tentang hubungan itu. Dan sejauh ini, itu tak membuat suasana romantis mereka berkurang.

Walau skinship mereka tak sebanyak JongKey moment, tapi perlakuan mereka tak bisa dibohongi. Bagaimana saat si Key terlihat malu ketika Onew mengacak rambutnya. Oh my God! Aku masih tak percaya dengan apa yang kulihat tadi.

Aku benar-benta ingin berteriak. 'OnKey! You're DA to the E to the BAK!'

***

Apa kalian masih merasa kisah ini fiksi? Seperti kejadian yang aku alami saat dipesawat? Jika iya, itu terserah kalian. Tapi ini NYATA adanya.

Aku hanyalah seorang Shawol yang tanpa sengaja satu pesawat dengan mereka, diantar kerumah Omma yang ternyata sepi, sehingga harus tinggal di dorm mereka sampai sore hari, merayakan ulang tahun Key yang tepat jatuh pada hari ini.

Jika ini sebuah keajaiban dan keberuntungan. Kurasa iya! Karena Tuhan telah mengatur semuanya, sehingga ini benar-benar terasa seperti sebuah keajaiban. Itu saja.

Buat Shawol dimanapun, jangan pernah berhenti berharap. Kelak keberuntungan juga keajaiban akan datang padamu. Seperti kejadian yang aku alami hari ini.

***

NB : Aku akan menceritakn dua hari yang menyenangkan untukku ini ke Taeyeon. Kurasa gadis mungil itu akan galau! Sesuatu yang sangat dibencinya. Whatever! Pokoknya aku harus memberitahunya. Dan yang jelas aku akan menunggunya di sini, di Negara ginseng ini. 

1 comment:

  1. pinginnya kejadian ini nyata saya nyaksikan lgsung gimana interaksi onkey yg benar2 keseharian mereka seperti di ff ini. huwaaaaaa ><

    ReplyDelete